Sunday, June 26, 2016

Laptop Martianware - Part 1

Sudah setengah tahun berlalu di 2016, dan sejauh ini belum ada hal baik yang terjadi sama gua selain gua berhasil memproduksi film Ramuan Cinta bersama teman-teman UKM gua. Hal-hal yang terjadi sama gua sejauh ini adalah hal-hal buruk beruntun seakan-akan alam semesta sedang mempermainkan gua.

Gua ada dua cerita soal alam semesta yang lagi mempermainkan dua, satu soal laptop dan satu lagi soal cewe.

Kita mulai cerita ini dari laptop gua.

Sekitar dua tahun lalu gua membeli sebuah laptop merk Martianware keluaran Jell. Laptop ini adalah laptop gaming yang cukup ternama, tetapi kalau kalian riset benar-benar sebenarnya kualitasnya cukup dipertanyakan. Dan ini testimoni dari gua, jangan beli laptop Martianware. Laptop itu mahal, berat dan specnya tidak sesuai dengan harganya. Kalau kalian beli laptop lain dengan harga yang sama kalian bisa dapat spec dua kali lipat dari Martianware yang kalian mau.

Anyways, karena gua masih anak kampung waktu itu. Laptop Martianware adalah laptop yang sangat gua pengenin dari dulu karena gua hobby maen game. Jadi dengan alasan butuh untuk tugas desain kuliah, gua ngelobby ortu gua untuk beliin laptop Martianware seharga 24 juta itu (ngerasa bersalah banget sekarang).

Laptop ini punya garansi 1 tahun untuk baterainya, dan garansi 2 tahun untuk laptopnya sendiri. Begini cara alam semesta mempermainkan gua. Laptop itu gua pakai tanpa masalah selama 1 tahun, begitu 1 tahun plus 1 hari, baterainya rusak total dan tidak bisa dipakai sama sekali.

Walaupun begitu, gua tetap mutusin buat balik ke toko Martianware resmi tempat gua beli laptop gua. At least gua bisa tanya berapa harga baterainya pikir gua. Tapi sekalinya gua sampai ke standnya di Mangga dua, ternyata tokonya tutup. Dan bukan karena itu hari libur, tapi karena Martianware memang kurang jalan di Jakarta. Jadi singkat cerita toko itu ngga akan buka lagi.

Fine, akhirnya gua makai laptop gua seperti desktop selama satu tahun lagi. Dan tepat 2 tahun plus 1 hari setelah laptop itu gua beli, charger dari laptop gua rusak. Charger laptop gua ada LED biru yang nyala setiap kali charger itu dicolok ke listrik, tapi begitu chargernya gua sambungin ke laptop, LED birunya langsung mati, nandai kalau listriknya ngga cukup buat nyalain laptop gua. Kalau charger gua rusak, sama aja laptop gua mati total karena baterainya juga ngga ada. Dan sialnya waktu itu gua lagi banyak-banyaknya tugas kuliah.

Gua langsung ke mangdu buat nyari pusat Jell. Karena laptop Martianware itu keluaran Jell, pasti chargernya sama aja, jadi walaupun toko Martianware udah tutup gua tetap bisa beli charger laptop Jell buat laptop gua.

Sesampainya di toko Jell, gua nanya sama mas-mas tokonya :

"Mas, ada charger jual charger laptop?" tanya gua
"Ada kok mas.. bentar tak ambil" jawab masnya
"Bukan charger jell biasa loh mas, saya butuh yang 7 amper untuk laptop Martianware"
"oohh... charger martianware ya, sini sih ngga ada.. bentar saya coba cari"

Mas-mas itu langsung nelepon seseorang dan nanya soal charger Martianware. Setelah selesai nelepon mas tersebut ngasih tahu gua kalau toko Jell yang satu lagi ada stock charger Martianware.

Akhirnya gua jalan ke toko tersebut terus gua ketemu sama mas-mas tokonya yang ternyata udah nungguin gua.

"Cari charger Martianware ya mas?" tanya mas-mas itu
"Iya.. ada mas?" gua balas
"Ada kok.." mas tersebut menjawab sambil mengajak gua masuk ke dalam toko. "Emang charger kamu kenapa? butuh 2 charger ya? 1 untuk dibawa-bawa 1 lagi tarok di rumah?"
"bukan mas, charger gua rusak"
"ohh.. rusaknya gimana emang?"
"Ngga tahu sih mas, kayanya daya listriknya ngga cukup. LEDnya pas dicolok ke listrik nyala mas, tapi pas disambung ke laptop langsung mati"
"Oalah mas! itu bukan chargernya rusak! laptop kamu motherboardnya rusak"
"Hah serius?"
"Iya serius.. coba kamu keluarin laptop kamu, chargernya bawa? kalau bawa coba saya lihat penyakitnya gimana.."

Akhirnya gua ngeluarin laptop gua, dan gua kasih liat ke dia gimana laptop gua ngga bisa ke cas walaupun sudah disambungkan charger.

"Ini motherboard mas, pakai charger lain juga bakal tetap kaya gini" Jelas masnya
"Ohh.. berapa mas kalau servis?" tanya gua dengan jantung deg-degan karena ini bakal kena biaya gede.
"Hmm... kalau servis sih ngga mungkin mas, ganti motherboard baru aja, kena 3 juta. Laptop mas di tinggal di sini 3 hari."
"3 juta? hmm.. motherboard lama saya dibalikin?"
"Ngga dong... ngapain? itu kan udah rusak motherboardnya.. kita buang lah"

Oke kita pause dulu. Ini kan si masnya ngomong gila... gimana gua bisa percaya mereka ganti motherboard gua kalau gitu? bisa jadi cuma ada beberapa kabel yang putus di motherboard gua terus mereka solder ulang, pas balikin ke gua ngakunya gua motherboardnya udah di ganti yang baru. Lagipula gimana pun motherboard yang dilaptop gua sekarang kan punya gua. Walau udah rusak yang tetap balikin ke gua lah, mau gua buang atau gua bakar nanti ya urusan gua.

Akhirnya karena kaget dengar harganya segitu mahal, gua telepon mama gua buat konsultasi dulu soal harganya. Dan mama gua ngga ngerekomen gua servis laptop gua di Jakarta, karena walaupun toko itu adalah toko atas nama Jell, tetap aja staffnya sulit dipercaya. Solusi dari mama gua beli motherboardnya tok, terus ngirim laptop itu balik ke Jambi buat di servis sama kenalan mam gua yang emang terpercaya. Yowes, gua balik ke tokonya buat nanya sama mas-masnya soal harga motherboardnya.

"Mas, kalau gua beli motherboardnya aja bisa?" tanya gua
"Waduh.. dek.. kita ngga ada stok kalau motherboard, mesti Indent dulu."
"Berapa lama mas?"
"Seminggu dek, itu udah minimal banget"
"Lah? tadi katanya kalau mau ganti, laptop gua tiga hari tinggal di sini aja udah kelar? kok indent malah jadi seminggu minimal?"
"Iya emang gitu dek.." masnya mulai panik jawabnya.
"Yaudah-yaudah... kalau beli motherboardnya aja berapa harganya?"
"3 juta dek"
"LAAAH!! tadi katanya ganti motherboard 3 juta mas? kalau harga motherboardnya aja 3 juta, berarti ngga ada biaya pasangnya dong?"
"I...i....iya emang gitu dekkk..." masnya mulai ngeluarin keringat dingin.

Pada titik ini, gua udah yakin kalau masnya ini lagi nyoba nipu gua. Either charger gua emang rusak, atau motherboard gua rusak tapi bisa diperbaiki tanpa harus ganti motherboard. Akhirnya gua mutusin buat beli chargernya aja, Jadi kalau ternyata charger baru tetap ngga bisa masuk ke laptop gua, berarti memang laptop gua yang rusak tapi biaya perbaikannya ngga mungkin 3 juta.

"Yaudah mas, gua beli chargernya aja deh.. berapa mas chargernya?"
"Kita ngga ada stok dek..." jawab masnya

Ok, fix. Mereka mau nipu gua. Jelas-jelas gua ke toko itu karena mereka yang bilang ada stok charger Martianware sebelumnya dan di awal gua datang, masnya udah bilang sendiri kalo stok chargernya masih ada. Akhirnya dengan muka kusut gua ngomong makasih sama masnya terus ninggalin toko itu tanpa solusi buat laptop gua.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Recap - Jadi begini alam semesta mempermainkan gua :

Gua beli laptop Martianware keluaran Jell seharga 24 juta, dengan garansi 1 tahun untuk baterainya dan 2 tahun untuk laptopnya.
1 tahun plus 1 hari, baterainya rusak. 2 tahun plus 1 hari, laptopnya yang rusak.
Pas mau beli baterai baru di toko Martianware, tokonya tutup.
Pas mau beli charger di toko Jell, mas-masnya mau nipu gua.

Dan cerita ini belum selesai, langsung aja ke part-2nya untuk tahu gimana gua sampai bisa ngerasa alam semesta mempermainkan gua.

No comments:

Post a Comment